
ini merupakan pengalaman yg tidak akan saya lupakan di terjang badai tepat di puncak gunung gede bersama temen temen yg baru pertama kali ngrasakan naik gunung dan saya sendiri baru pertama kali menjejakan kaki di puncak G.gede,
tgl 23 desember 2006 jam 5:00 sore hari kami berangkat dari jakarta sebanyak 15 orang dan tiba sekitar jam 9 malam di cibodas setelah menikmati macetnya jalan raya puncak, setelah registrasi pendaftaran kembali ke pihak TNGP kami langsung traking menuju puncak g . gede walau saat itu gerimis terus menemani sepanjang perjalanan kami dengan target akan mendirikan tenda di pos kandang badak berhubung peserta sebagian besar pemula dan di antaranya wanita dan belum tau medan G gede kami tidak dapat mendirikan kamp di kandang badak sesuai rencana dan akhirnya kami mendirikan tenda di tengah perjalanan dan melanjutkan perjalanan ke esok harinya, setelah sarapan pagi kami berkemas melanjutkan perjalanan dan setelah sempat beristrahat di air panas akhirnya kami tiba di kandang badak untuk beristrahat dan makan siang,sekitar jam 2 siang 8 orang dari kami berangkat terlebih dulu ke puncak dan bersiap mendirikan tenda di lembah surya kencana dengan pertimbangan agar kami /temen wanita jika tiba di surya kencana langsung bisa beristrahat,setelah selesai makan siang saya dan temen yg tersisa berangkat menyusul temen yg telah berangkat terlebih dahulu sampai di tanjakan setan saya membawa temen temen mengikuti jalan memutar karena gak mungkin temen wanita mampu melalui jalur tanjakan setan tersebut, dan saat itu cuavca mulai berubah ekstrem dan kami berusaha secepatnya mencapai puncak namun saat tiba di puncak badai menghajar angin petir hujan kabut menghajar dengan deras bahkan dua orang temen saya sampai terjatuh karena hempasan angin untung kami berjalan menjauhi kawah dan menyusuri jalur air kami sempat panik setiba di puncak kami tidak melihat tenda atau rombongan temen" kami padahal temen wanita sudah mulai menunjukan gejala hipotermia dan mulai ketakutan kami terus berusaha bergerak melawan dingin dan hari yg mulai menjelang malam saat itu kami semua blum tau lokasi surya kencana itu di mana beruntung kami bertemu pendaki yg terjebak badai di puncak dan menunjukan arah ke surya kencana yg masih sekitar satu jam perjalamnan dari puncak kami bergegas menuju surya kencana walau stamina sudah menurun dan rasa dingin yang mulai menusuk tulang saya melihat temem wanita mulai menggigil dan bibir yg mulai membirumaka saya berusaha membuat tenda darurat dari jas hujan sebagai tempat temen" wanita untuk mengganti pakaian yg basah dengan pakaian kering dan memakai kembali jas hujan, badai tak kunjung berhenti saya dan temen temen sepakat meneruskan perjalanan agar badan terus bergerak untuk mengurangi rasa dingin dan akhirnya kami tiba di surya kencana lega rasanya melihat banyak tenda berdiri namun setelah berputar putar di lembah kami tidak melihat tenda teman" kami salah seorang teman kami berteriak teriak memanggil nama" temen kami namun yg kami dapat sahutan teriakan dari para pendaki yg berkemah di situ suasana jadi riuh rendah karena banyak pendaki yg mendirikan tenda di lembah surya kencana, dan akhirnya ada pendaki yg memberi kabar kepada kami bahwa mereka bertemu rekan kami di puncak pada saat badai mereka bergegas turun balik ke cibodas; malam mulai menjelang kami bingung mau tidur di mana karena tidak punya tenda dan gerimis mulai turun akhirnya saya coba mencari bantuan ke rekan" pendaki yg lain mungkin ada tenda mereka masih mampu menampung kami terutama rekan wanita kami tapi semua penuh untung ada pendaki yg baik hati meminjamkan plastik yg cukup lebar yg tadinya untuk alas tenda berhubung basah tidak di pakai dan teronggok di samping tenda yg akhirnya saya pinjam dan mendirikan tenda menggunakan plastik tersebut dengan mengikatnya di ranting edelweis yg melindungi kami dari hujan dan menjadikan jas hujan kami sebagai alas tidur, setelah mendirikan tenda darurat kami mulai beristrahat bersyukur perbekalan logistik kami yg membawanya sedangkan rekan" team yg lain hanya membawa tenda,tanpa buang waktu langsung kami nyalakan kompor dan mulai mebuat makanan dan minuman panas untuk menghangatkan tubuh walau dingin terus menusuk tulang tepat jam 12 malam salah seorang dari kami mengulurkan tangan kepada saya dan mengucapkan slamat Natal waooo....tanpa saya sadari saya telah merasakan mujizat di malam natal rasa haru dan penuh syukur saya ucapakan ke hadiratNya karena kami boleh merasakan kehangatan walau beberapa jam yang lalu kami di terpa badai yg begitu hebat dan sekarang kami boleh beristrahat dengan tidur saling berhimpitan dengan satu helai sliping bag yg di buka lebar untuk menutupi 7badan yg kedinginan dan kami tidur saling berhimpitan tanpa rasa risih padahal di antara kami ada wanita yg ikut berdesakan semua ingin tidur dan merasakan kehangatan sehingga sepanjang malam kami tidur saling tarik sliping bag dan saling berdesakan , paginya kami bangun dan langsung berkemas dan langsung membongkar tenda darurat kami agar tidak malu di lihat para pendaki lain he...he...he....setelah sarapan pagi kami balik menuju puncak g.gede untuk turun kembali ke cibodas cuaca cerah dan untuk mengurangi beban perjalanan logistik kami yg masih banyak kami berikan kepada rekan rekan pendaki yg masih ngekamp di surya kencana secara kusus kami berikan kepada pendaki yg berbaik hati meminjamkan plastik yg kami jadikan tenda darurat,dan kami langsung beranjak menuju puncak G.Gede dan sampai di puncak setelah menikmati indahnya alam puncak G.Gede yg kemarin tidak sempat dan tidak bisa kami nikmat karena tertutup badai kami langsung turun menuju ci bodas dan sepanjang perjalanan kami sepakat untuk mendiamkan dan tidak saling menyalahkan apa yg terjadi.setelah beberapa jam menempuh perjalanan akhirnya kami tiba di ci bodas dan bertemu rekan rekan yg lain mereka langsung meminta maaf merasa bersalah, dan setelah saling mengklarisifikasi ternyata mereka turun dari puncak dengan pertimbangan karena badai dan berasumsi bahwa rekan" wanita gak mungkin meneruskan pendakian sedangkan saya dan rekan rekan komitmen memegang kesepakatan yg telah di buat sewaktu sebelum berpisah di pos kandang badak akan bertemu di surya kencana dan dalam perjalanan itulah kami selisih jalan di tanjakan setan karena kami mengambil jalan memutar sedangkan rekan rekan turun melalui "tanjakan setan", itulah sekelumit kisah di puncak gede yg tak kan terlupakan dan banyak pelajaran yg saya dapatkan dari kejadian tersebut